Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 17% satwa di dunia terdapat di Indonesia, walaupun luas Indonesia hanya 1,3% dari luas daratan dunia. Indonesia nomer satu dalam hal kekayaan mamalia dan menjadi habitat lebih dari aneka jenis burung. Sebanyak 45% ikan di dunia, hidup di Indonesia. Indonesia merupakan habitat bagi satwa-satwa endemik atau satwa yang hanya ditemukan di Indonesia saja.
Tahukah Sobat Pustaka setiap tanggal 3 Maret, seluruh dunia merayakan Hari Satwa Liar Sedunia atau World Wildlife Day, yaitu perayaan untuk satwa liar di dunia. Hari ini juga sebagai pengingat bagaimana satwa dan tumbuhan liar berkontribusi untuk kehidupan dan kesehatan manusia dan bumi.
Indonesia dikenal juga sebagai negara yang memiliki daftar panjang tentang satwa liar yang terancam punah. Satwa-satwa tersebut benar-benar akan punah dari alam jika tidak ada tindakan untuk menyelamatkanya.
Penyebab Kepunahan Satwa Liar
Penyebab terancam punahnya satwa liar Indonesia setidaknya ada dua hal yaitu:
- Berkurang dan rusaknya habitat
- Perburuan dan perdagangan satwa liar
Berkurangnya luas hutan menjadi faktor penting penyebab terancam punahnya satwa liar di Indonesia, karena hutan menjadi habitat utama bagi satwa liar.
Konversi hutan menjadi perkebunan sawit, tanaman industri dan pertambangan menjadi ancaman serius bagi kelestarian satwa liar, termasuk satwa langka seperti orang utan, Harimau Sumatera, dan Gajah Sumatera. Perburuan satwa liar itu juga sering berjalan seiring dengan pembukaan hutan alami. Satwa liar dianggap sebagai hama oleh industri perkebunan, sehingga di banyak tempat satwa ini dimusnahkan.
Setelah masalah habitat yang semakin menyusut secara kuantitas dan kualitas, perdagangan satwa liar menjadi ancaman serius bagi kelestarian satwa liar Indonesia. Berbagai jenis satwa dilindungi dan terancam punah masih diperdagangkan secara bebas di Indonesia. Semakin langka satwa tersebut maka akan semakin mahal pula harganya.
Sebanyak 40% satwa liar yang diperdagangkan mati akibat proses penangkapan yang menyakitkan, pengangkutan yang tidak memadai, kandang sempit dan makanan yang kurang. Perdagangan satwa liar itu adalah kejam! Sekitar 60% mamalia yang diperdagangkan di pasar burung adalah jenis yang langka dan dilindungi undang-undang. Sebanyak 70% primata dan kakatua yang dipelihara masyarakat menderita penyakit dan penyimpangan perilaku. Banyak dari penyakit yang diderita satwa itu bisa menular ke manusia.
Mengapa harus melindungi satwa liar?
Satwa liar menjadi bagian dari ekosistem di alam atau pada suatu habitat. Di dalam habitat tercakup kebutuhan dasar untuk mahluk hidup – air, makanan, ruang, dan tempat berlindung. Bila salah satu kebutuhan dasar itu tidak ada atau terbatas, akan memengaruhi satwa liar di dalamnya. Begitu juga bila di dalam habitat atau di alam tidak ada satwa yang memakan tumbuhan atau satwa lain, jumlah predator akan meningkat dan tidak ada keseimbangan di alam.
Satwa liar menjadi salah satu identitas dan kebanggaan negara. Misalnya saja satwa liar yang hanya ada di Indonesia, seperti jenis Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, atau Badak Sumatera. Jenis-jenis ini menjadi suatu kebanggaan atau pride. Dengan adanya kebanggaan, maka satwa-satwa tersebut dapat dijaga dan dilindungi.
Melindungi satwa liar berarti melindungi kekayaan alam. Karena mencakup berbagai aspek seperti variasi genetik yang dapat membantu suatu populasi dapat bertahan atau beradaptasi dengan perubahan lingkungan, sehingga generasi mendatang dapat melihat kekayaan alam ini.
Tema tahun ini yaitu “Partnership for Wildlife Conservation”, melindungi satwa liar menjadi peran semua orang, termasuk dari pemerintah hingga masyarakat.
Bagaimana Sobat Pustaka? Semoga informasi ini dapat memberikan pengetahuan bahwa pentingnya perlindungan satwa liar untuk keseimbangan ekositem di bumi yang kita tinggali.